Tak ada yang lebih menyesakkan bagi seorang ibu selain melihat anak tercintanya menahan sakit sejak pertama kali membuka mata ke dunia ini…
Begitulah perasaan yang setiap hari harus dipendam oleh Ibu Sri Mawardani (39 tahun), seorang ibu tangguh yang kini memikul segalanya seorang diri. Sejak ditinggalkan suami saat Azka anak keduanya masih dalam kandungan dua bulan, Ibu Sri menjadi satu-satunya sandaran hidup bagi anak-anaknya.
Ia mengajar sebagai guru honorer di sebuah sekolah di Aceh Timur. Namun, penghasilannya tak menentu, hanya bergantung pada dana BOS yang kadang baru cair 5 hingga 7 bulan sekali, dan itu pun hanya Rp100.000 per bulan. Untuk menyambung hidup, ia juga menjadi buruh tani, menanam dan memanen padi di sawah tetangga dengan bayaran Rp10.000 hingga Rp15.000 sehari, demi segenggam nasi untuk anak-anaknya.
Tapi perjuangan terbesarnya adalah demi Azka Rizqullah, buah hatinya yang kini berusia 8 tahun dan telah menjalani hidup yang lebih berat dari anak seusianya. Sejak lahir, Azka tidak memiliki anus. Ia harus menjalani prosedur pembuatan lubang buatan di perut kirinya agar bisa buang air, meski kini urin yang keluar pun bercampur darah dan nanah.
Saat Azka menginjak usia dua tahun, kakinya tiba-tiba patah tanpa sebab. Hingga hari ini, kaki itu belum kunjung sembuh, membuatnya sulit berjalan, dan kini luka tersebut justru semakin parah, menghitam, bahkan mulai membusuk.
Setiap pagi, Azka bangun dengan kesakitan saat buang air kecil, menahan nyeri dari luka yang tak kunjung sembuh. Dan setiap kali itu pula, hati Ibu Sri hancur tak berdaya melihat anak yang paling ia cintai harus terus menderita.
Meski dihimpit keterbatasan, Ibu Sri tak pernah berhenti berjuang. Ia telah membawa Azka menjalani 13 kali operasi di RSUD Zainal Abidin, Banda Aceh. Tapi biaya pengobatan yang mencapai 2–5 juta sekali perawatan tentu bukan hal mudah baginya.
Sekadar membeli obat, pempers, dan kebutuhan harian Azka, Ibu Sri biaya besar. Jumlah yang sangat besar bagi seseorang yang bahkan terkadang harus menyantap nasi dengan air saja karena tak ada lauk untuk hari itu. Tetangga-tetangganya yang baik hati terkadang membantu, tapi tetap belum cukup untuk kebutuhan pengobatan rutin Azka.
Meski setiap hari adalah perjuangan, Ibu Sri tidak pernah kehilangan harapannya. Ia terus berdoa, bekerja keras, dan berikhtiar semampunya demi kesembuhan anak tercintanya. Ia percaya, akan datang hari di mana doanya selama ini didengar dan Azka bisa sembuh, bisa tersenyum tanpa menahan rasa sakit lagi.
Mari, Bantu adik Azka semuh dengan salurkan kebaikanmu melalui:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.