“Saya sedih melihat anak saya diejek oleh teman-temannya, makanya saya selalu membatasi waktu bermainnya di luar,” ucap ibu Adin dengan lirih.
Adin, bocah 3thn yang biasanya ceria dan suka bermain, kini berubah menjadi anak yang pemalu dan tertutup. Semua itu berawal ketika matanya mulai menunjukkan keanehan, tampak seperti memakai softlens, lalu perlahan-lahan membengkak hingga mengeluarkan darah.
Setiap malam, Adin sering kesulitan tidur karena rasa gatal dan nyeri di matanya. Ia bahkan sering menangis histeris setiap melihat wajahnya sendiri di foto dan langsung menghapusnya karena merasa sedih dengan kondisinya.
Melihat kondisi tersebut, orangtuanya langsung membawa Adin ke Klinik SMAC, dan dari sana ia dirujuk ke RSUD Aloe Saboe. Dokter mendiagnosa Adin mengidap Suspicious Retinoblastoma, sejenis kanker mata yang bisa membahayakan nyawanya.
Kini Adin harus segera mendapatkan pengobatan lanjutan di rumah sakit besar. Namun biaya perjalanan dan pengobatan yang tidak sepenuhnya ditanggung KIS menjadi hambatan besar. Ayahnya hanya buruh tani di sawah orang lain dengan penghasilan tak menentu, sementara ibunya sebelumnya bekerja sebagai buruh cuci namun kini harus lebih banyak di rumah merawat Adin.
Untuk makan sehari-hari saja, keluarga kecil ini yang tinggal di Jl. Yusuf Hasiru RT 001 RW 001, Desa Tanggikiki, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, kerap hanya mengandalkan buah pisang karena tak mampu membeli beras atau lauk-pauk lainnya. Hingga kini, mereka hanya bisa melakukan pengobatan tradisional, yang sayangnya belum membuahkan hasil.
Adin sangat membutuhkan bantuan kita. Semakin lama ditunda, kemungkinan kehilangan penglihatan hingga mengancam nyawa bisa saja terjadi.
Yuk, bantu Adin agar bisa segera mendapatkan pengobatan yang ia butuhkan. Dengan berdonasi hari ini, kamu bisa jadi bagian dari harapan besar Adin untuk sembuh dan kembali menjalani masa kecilnya tanpa rasa sakit.
Klik tombol Donasi Sekarang, karena sekecil apapun bantuanmu, sangat berarti untuk kehidupan Adin ke depan.