Jangan DiTunda-Tunda, Yuk, Segera Bersedekah: Ini Alasannya!

Sedekah, siapa sih yang nggak tahu tentang amalan mulia ini? Selain membawa pahala besar, sedekah juga memberikan dampak positif baik bagi yang memberi maupun yang menerima. Sederhananya, sedekah itu bikin hidup makin berkah! Tapi, tahukah kamu kalau sedekah itu lebih baik kalau dilakukan tanpa ditunda-tunda?

Kenapa Sedekah Harus Disegerakan?

Bayangin deh, kamu punya niat baik buat bersedekah. Eh, tapi malah ditunda-tunda. Rasanya seperti ada yang kurang, kan? Nah, menurut Rasulullah SAW, sebaiknya kita segera melakukan amalan baik ini sebelum hal-hal yang nggak diinginkan terjadi.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Bersegeralah kalian melakukan amalan-amalan yang baik sebelum datangnya tujuh perkara: kefakiran yang melalaikan, kekayaan yang menyebabkan kecurangan, sakit yang merusak, usia tua yang membuat ucapan tak karuan, kematian yang mengakhiri segalanya, Dajjal (makhluk ghaib paling buruk yang dinanti), atau hari kiamat yang lebih besar bencananya serta lebih pahit penanggungannya.” (HR Tirmidzi)

Ayat ini jadi pengingat kuat bahwa kita sebaiknya nggak menunda-nunda melakukan kebaikan, termasuk sedekah. Karena siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok hari? Bisa jadi kesempatan yang ada sekarang, besok sudah nggak ada lagi.

Jangan Sampai Setan Menunda Sedekahmu

Kiai Miftachul Akhyar, seorang tokoh ulama ternama, pernah mengingatkan bahwa menunda niat sedekah itu sama saja memberikan kesempatan kepada setan untuk menghalanginya. Bahkan, menurut beliau, ada riwayat yang menyebutkan bahwa tidak kurang dari 70 setan berusaha untuk membendung niat seseorang bersedekah. Kebayang kan, betapa kuatnya godaan untuk menunda-nunda ini?

Kiai Miftach juga menegaskan bahwa kebaikan itu terikat dengan waktu. Makanya, saat niat baik itu muncul, segera lakukan! Jangan tunggu besok atau nanti, karena belum tentu kesempatan itu akan datang lagi.

Jadi, apa lagi yang kita tunggu? Kalau kamu punya niat buat bersedekah, lakukan sekarang juga. Ingat, sedekah yang dilakukan tanpa menunda akan membawa berkah yang luar biasa, bukan hanya bagi orang lain, tapi juga buat diri kita sendiri.

Ingat, kebaikan nggak perlu ditunda-tunda. Saat ada niat, langsung wujudkan! Karena setiap kebaikan yang kita lakukan adalah investasi untuk kehidupan kita di dunia dan akhirat.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang ringan tangan dalam bersedekah, dan tentunya tanpa menunda-nunda. Amin!

KUNCI KEBAHAGIAAN DUNIA AKHIRAT, PESAN INSPIRATIF DARI USTADZ ADI HIDAYAT

Kita semua pernah merasakan gelisah memikirkan bagaimana cara agar rezeki kita lancar. Ustadz Adi Hidayat, seorang ulama yang dihormati, memberikan pandangan yang menenangkan tentang hal ini. Beliau mengajak kita untuk tidak terlalu khawatir tentang masa depan, karena pada dasarnya, Allah telah merencanakan segalanya.

“Kenapa harus pusing memikirkan hal yang belum tentu terjadi?” begitu kira-kira pesan yang ingin disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat. Beliau mengingatkan kita akan tujuan utama hidup kita, yaitu beribadah kepada Allah. Ketika kita fokus pada ibadah, Allah akan memudahkan segala urusan kita, termasuk rezeki.

Bayangkan, kita seperti seorang anak kecil yang percaya sepenuhnya pada orang tuanya. Jika kita rajin belajar dan membantu orang tua, tentu kita akan mendapatkan apa yang kita butuhkan. Begitu pula dengan hubungan kita dengan Allah. Semakin kita mendekatkan diri kepada-Nya, semakin kita merasakan kasih sayang dan kemurahan-Nya.

Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya niat dalam setiap perbuatan kita. Ketika kita bekerja, berniaga, atau melakukan kegiatan apapun, niatkanlah semua itu sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Dengan niat yang tulus, Allah akan memberikan keberkahan dalam setiap rezeki yang kita dapatkan.

“Tidak perlu terlalu memaksakan diri untuk mengejar harta,” ujar Ustadz Adi Hidayat: “Cukup lakukan yang terbaik, dan serahkan hasilnya kepada Allah.” Beliau mengajarkan kita untuk merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Kebahagiaan sejati tidak terletak pada banyaknya harta, tetapi pada ketentraman hati dan rasa syukur.

Rahasia Amalan Penarik Rezeki, Mengalir Deras Dari Arah Tak Terduga

Siapa sih yang tidak ingin rezeki mengalir deras seperti keran air yang tak pernah kering? Setiap orang pasti menginginkannya. Tapi, rezeki yang datang bukanlah sekadar hasil usaha keras saja. Ada amalan-amalan yang dipercaya bisa menjadi jalan pembuka rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Berikut adalah beberapa amalan yang bisa kita lakukan untuk menarik rezeki dengan mudah.

Pertama, perbanyaklah bersyukur. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7). Bersyukur bukan hanya soal mengucapkan “Alhamdulillah” saja, tapi juga bagaimana kita memanfaatkan nikmat yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Kedua, rajinlah bersedekah. Banyak yang percaya bahwa sedekah bisa menjadi magnet rezeki. Semakin banyak kita memberi, semakin banyak pula kita akan menerima. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah seorang hamba dengan memberi maaf kecuali kemuliaan, dan tidaklah seorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim).

Ketiga, jangan lupakan untuk selalu berdoa dan meminta kepada Allah. Doa adalah senjata bagi orang beriman. Dalam QS. Al-Baqarah: 186, Allah berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” Oleh karena itu, jangan pernah ragu untuk memohon kepada Allah agar diberikan rezeki yang halal dan berlimpah.

Terakhir, selalu berusaha dengan cara yang halal dan diridhai oleh Allah. Ingatlah bahwa rezeki tidak hanya berupa uang, tapi juga kesehatan, ketenangan hati, dan kebahagiaan dalam hidup. Dengan melakukan amalan-amalan di atas, semoga kita semua diberikan rezeki yang mengalir deras dan berkah dari arah yang tidak disangka-sangka. Aamiin.

 

Mari Kita Bedah Lebih Dalam Tentang Konsep Bersedekah

Kita sering melihat fenomena di mana orang-orang mempublikasikan aksi sedekahnya di media sosial. Tujuannya beragam, mulai dari ingin menginspirasi orang lain hingga sekadar berbagi kebahagiaan. Namun, apakah tindakan ini sesuai dengan ajaran Islam?

Dalam QS Al Baqarah: 271, Allah mengatakan bahwa menyembunyikan sedekah dan memberikannya kepada orang-orang fakir itu lebih baik daripada menampakkannya. Artinya, tindakan bersedekah seharusnya dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah, tanpa ada niat untuk dipamerkan atau mencari pujian. Hadis tersebut seringkali dijadikan dasar untuk menafsirkan bahwa segala bentuk publikasi terkait sedekah adalah tidak baik. Namun, jika kita perhatikan lebih lanjut, muncul beberapa pertanyaan: Bagaimana dengan daftar donatur yang sering kita temui di masjid atau lembaga amal? Apakah dengan mencantumkan nama, niat bersedekah seseorang menjadi tidak ikhlas?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita perlu menggali lebih dalam makna dari hadis tersebut. Apakah benar tangan kiri dalam hadis itu merujuk pada orang lain? Jika kita telaah lebih lanjut, tangan kiri sebenarnya adalah bagian dari diri sendiri. Jadi, makna yang lebih tepat adalah bahwa sedekah yang paling utama adalah yang dilakukan dengan ikhlas, tanpa ada dorongan dari ego atau keinginan untuk diakui oleh bagian diri kita yang lain.

Dalam Al-Qur’an, kata “kanan” sering dikaitkan dengan kebaikan dan surga, sedangkan “kiri” dikaitkan dengan keburukan dan neraka. Jadi, makna hadis tersebut bisa diartikan sebagai ajakan untuk senantiasa memilih tindakan yang baik dan menghindari perbuatan yang buruk, termasuk dalam bersedekah.

Lalu, Bagaimana Cara Bersedekah yang Baik?

Sebenarnya, tidak ada larangan untuk mempublikasikan aksi sedekah. Namun, yang perlu diperhatikan adalah niat kita. Jika niat kita murni ingin berbagi dan menginspirasi orang lain, maka tidak ada masalah. Namun, jika niat kita lebih kepada mencari pujian atau popularitas, maka hal itu bisa mengurangi nilai ibadah kita.

Intinya, bersedekah adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, kita perlu menjaga agar ibadah kita tidak terkontaminasi oleh ego atau keinginan untuk diakui. Yang terpenting adalah niat kita ikhlas semata-mata karena Allah.

Konsep bersedekah dalam Islam sangatlah indah. Ini adalah bentuk nyata dari kepedulian kita terhadap sesama. Namun, kita perlu memahami bahwa ibadah ini harus dilakukan dengan hati yang bersih dan niat yang tulus. Dengan begitu, sedekah kita akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya hingga kita bertemu dengan Allah SWT.

Fokus Pada Amal Shalih, Bukan Cemas Kiamat

Kiamat, akhir zaman, hari akhir – istilah-istilah ini kerap kali menggelitik rasa penasaran manusia. Kita seringkali terbawa imajinasi tentang bagaimana peristiwa besar itu akan terjadi, siapa saja yang akan selamat, dan seperti apa kehidupan setelahnya. Namun, benarkah terlalu larut dalam pembahasan kiamat membawa manfaat?

Penasaran yang Sehat vs. Kecemasan Berlebihan

Memiliki rasa ingin tahu tentang hal-hal yang gaib, termasuk kiamat, adalah manusiawi. Nabi Muhammad SAW sendiri sering ditanya tentang hari kiamat oleh para sahabatnya. Namun, beliau selalu menekankan pentingnya mempersiapkan diri dengan amal saleh daripada hanya sekadar penasaran dengan waktu terjadinya.

Terlalu fokus pada kapan kiamat tiba justru bisa menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Jika kita terus-menerus memikirkan hal yang belum tentu terjadi, tentu saja pikiran kita akan dipenuhi oleh kegelisahan. Akibatnya, kita bisa kehilangan ketenangan dan fokus pada kehidupan sehari-hari.

Pelajaran dari Kisah Seorang Badui

Dalam sebuah riwayat, seorang Badui pernah bertanya kepada Nabi SAW tentang kapan kiamat akan terjadi. Nabi balik bertanya, “Apa yang sudah engkau persiapkan?” Ketika Badui itu menjawab bahwa ia tidak memiliki banyak amalan, namun sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya, Nabi bersabda, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”

Dari kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran berharga. Yang terpenting bukanlah tahu kapan kiamat akan terjadi, melainkan bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Dengan memperbanyak amal saleh, mendekatkan diri kepada Allah, dan meneladani Rasulullah, kita telah melakukan yang terbaik.

Kiamat dalam Perspektif Al-Qur’an

Al-Qur’an juga memberikan kita pemahaman yang jernih tentang kiamat. Allah SWT berfirman bahwa hanya Dia yang mengetahui waktu pasti terjadinya kiamat. Tugas kita sebagai manusia adalah beriman kepada hari akhir dan terus berusaha menjadi hamba yang baik. Terlalu sering membicarakan kiamat tanpa disertai dengan upaya untuk memperbaiki diri justru bisa menjadi sia-sia. Allah SWT tidak ingin kita larut dalam kecemasan yang tidak perlu, tetapi ingin kita fokus pada kehidupan dunia dengan tetap mengingat akhirat.

Membicarakan kiamat adalah hal yang wajar, namun kita harus tetap menjaga proporsi. Jangan sampai rasa penasaran yang berlebihan justru menghambat kita untuk menjalani hidup dengan baik. Mari kita jadikan pembahasan tentang kiamat sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperbaiki diri untuk selalu beramal baik. Ingatlah, yang terpenting adalah persiapan kita, bukan kapan tepatnya hari akhir itu tiba.

Rumah Anak Bisa Menyalurkan Bantuan Kebutuhan Hidup untuk Mak Aleung

Bekasi 17 Mei 2024 – Penyaluran bantuan sosial yang diberikan kepada Mak Aleung. Bantuan ini berupa paket sembako, kasur, dan uang tunai, dengan tujuan untuk meringankan beban hidup dan memberikan kenyamanan bagi Mak Aleung. Kegiatan ini dilakukan oleh Yayasan Rumah Anak Bisa bekerja sama dengan Komunitas Expedisi Humanity Responsive.

Paket sembako yang diberikan berisi berbagai kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, tepung, dan bahan makanan lainnya. Sebuah kasur baru juga diserahkan untuk meningkatkan kualitas tidur dan kenyamanan hidup Mak Aleung. Selain itu, bantuan uang tunai juga diberikan untuk membantu keperluan finansial sehari-hari.

Penyaluran bantuan dilakukan langsung di kediaman Mak Aleung yang beralamat di Jatimulya 2 RT.01 RW.03 Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang.

Mak Aleung, melalui ketua RT setempat, menyampaikan rasa terima kasihnya. “Kami keluarga Mak Aleung merasa sangat senang dan bersyukur karena mendapat perhatian serta bantuan dari Rumah Anak Bisa dan Expedisi Humanity Responsive. Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuan ini,” ujarnya dengan haru.

Yayasan Rumah Anak Bisa berkerjasama dengan komunitas dan Relawan untuk terus mendukung dan membantu warga yang membutuhkan, terutama mereka yang berada dalam kondisi kurang mampu. Kami percaya bahwa dengan saling membantu dan berbagi, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan berempati.

Melihat Istidraj sebagai Bentuk Kasih Sayang Ilahi

Di dunia yang penuh realita ini, sering kita menyaksikan kehidupan manusia bahwa mereka selalu berada dalam kecukupannnya terutama dalam memenuhi aspek kebutuhan duniawi. Salah satu hal yang dapat dilihat bahwa, dalam aspek kesehatan, ada sebagian manusia sangat jarang mengalami sakit bahkan tidak ada sama sekali. Kemudian dalam bidang rezkinya juga selalu bertambah, padahal kehidupannya selalu bergelimangan dalam lembah kemaksiatan. Ada juga sebagian orang yang tidak taat dan kufur sering tampak hidup makin membaik, segar bugar tanpa sakit, makin jauh dari kemiskinan, dan seterusnya.

Allah SWT melimpahkan rezeki,kebahagian,kenikmatan dunia lainnya kepada setiap orang yang Dia kehendaki. Kenikmatan tersebut bisa menjadi peringatan akan azab Allah apabila diberikan kepada orang yang sering melalaikan ibadah dan berbuat kemaksiatan. pengertian dari istidraj seperti di (Q.S Al-An’am ayat 44) yang berbunyi

فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

Yang artinya: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Mari kita beribadah kepada Allah SWT. dan berjalan di jalan yang benar. Jangan lupa berterima kasih untuk hari karna yang ngasih kita kenikmatan dan rezeki hanya Allah SWT.

Sedekah Langkah Utama Capai Pribadi Kaya

Menjalani kehidupan sehari-hari dengan senantiasa menunaikan ibadah mungkin menjadi pilihan untuk sebagian orang. Tidak jarang mereka menghabiskan banyak waktu untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ada yang tidak pernah absen melaksanakan qiyamul lail, ada juga yang senantiasa melengkapi puasa sunnah Senin dan Kamis. Namun, di balik seluruh amalan-amalan tersebut apakah kita sudah dapat termasuk ke dalam golongan hamba yang beruntung di mata Allah?

Sejatinya, tiada yang salah dengan seluruh upaya tadi. Hanya saja sepertinya upaya tersebut belum dapat melengkapi syarat bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengelompokkan kita pada golongan orang-orang yang beruntung. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an, bahwasanya Allah berfirman,

“….Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. al-Hasyr: 9)

Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui ayat di atas menegaskan bahwa orang yang berhak masuk dalam golongan beruntung adalah mereka yang senantiasa berusaha melawan kerasnya hati dalam upaya menjadi pribadi yang mulia. Dalam pelaksanaannya mereka biasanya dapat mengendalikan diri untuk selalu mengikuti syariat agama Islam. Upaya tersebut dilakukan dengan berbagai cara terutama dengan menghilangkan rasa cinta terhadap harta sehingga terhindar dari sifat kikir dan mengutamakan diri sendiri.

Terkait hal ini, sedekah adalah tujuan dari berbagai upaya tersebut. Ya, sedekah menjadi salah satu sebab dari keberuntungan yang dimiliki seseorang. Dengan senantiasa bersedekah, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilihara diri orang tersebut dari sifat kikir. Kekikiran adalah perkara yang amat membahayakan. Sifat kikir menghancurkan orang-orang terdahulu. Hal tersebut terjadi lantaran kekikiran kerap kali menimbulkan perselisihan. Perselisihan inilah yang akhirnya memporak porandakan kehidupan seseorang.